Jumat, 10 Agustus 2012

WARGA Kota Klaten selama ini mengenal Dukuh Sadikan, Kelurahan Pondok, Kecamatan Karanganom sebagai salah satu pusat industri rumah tangga berupa karak gendar..
Gendar
Karak dibuat dari beras yang dimasak menjadi nasi. Setelah itu dihaluskan dengan menumbuknya menggunakan alat tumbuk dari kayu (alu). Ketika ditumbuk, diberi tambahan bleng hingga berubah menjadi gendar.
Setelah gendar tersebut dingin, barulah dipotong-potong menjadi bahan karak yang siap dijemur. Mereka menyebut istilah memotong-motong gendar tersebut dengan sebutan ndendeng.
Sebab, proses pemotongan dilakukan dengan posisi pisau horizontal dan bukan vertikal seperti biasanya orang memotong.
Setiap hari, kedua ibu rumah tangga itu memerlukan bahan baku beras 20-30 kg. Kegiatan awalnya dimulai dengan memasak nasi yang mereka lakukan pada pukul 13.00-14.00. Lebih kurang pukul 17.00, mereka menumbuk nasi hingga menjadi gendar dan dibiarkan dingin di cetakan.
Kira-kira pukul 05.00 pagi keesokan harinya, mereka dibantu anggota keluarga masing-masing sudah memulai ndendeng gendar yang telah dingin. Hasil potongan gendar itu diletakkan di tempat penjemuran yang terbuat dari anyaman bambu berukuran 1 x 1,5 meter.
Kendala yang mereka hadapi adalah ketika musim penghujan tiba. Proses penjemurannya bisa berlangsung dua hingga empat hari. Padahal, di musim kemarau cukup memerlukan waktu sehari.
''Meskipun musim hujan menjadi kendala ternyata permintaan karak di pasaran sangat tinggi. Ya, mungkin karena produksi karak berkurang sebab banyak yang tidak kering,'' ungkap Ngatiyem.
Dalam sehari, setiap industri rumah tangga pembuatan karak tersebut mampu menghasilkan 3.000 buah karak kering siap digoreng. Setiap 100 bijinya dijual dengan harga Rp 5.000, sedangkan tiap 100 biji karak goreng dijual dengan harga Rp 8.000.
Adapun keuntungan bersih yang mereka peroleh dalam sehari Rp 20.000 hingga Rp 30.000. Jumlah tersebut bisa bertambah jika banyak pesanan karak dari sejumlah pedagang perantara yang setiap hari datang ke tempat tersebut.
Penjualan hasil produksi mereka selama ini tidak hanya di wilayah Kota Klaten saja.. Pedagang perantara tersebut biasanya datang tidak setiap hari, bisa seminggu atau sebulan sekali.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar